Kamis, 25 Oktober 2007

FOTO STASIUN LINTAS KALISAT - PANARUKAN

































Surat untuk Kereta Apiku

Kepada
Yth. Direksi PT. Kereta Api Indonesia Persero
Di
Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1
Bandung



Dengan hormat,
Sebelumnya saya mohon maaf karena dengan adanya surat ini semoga dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai keadaan kereta api di lapangan.
Bapak direksi, saya adalah pencinta kereta api tetapi kebanyakan saya hanya melihat kereta api di wilayah DAOP VIII (Surabaya) dan DAOP IX (Jember). Saya merasa miris (nelangsa) atas ditutupnya lintas Kalisat – Situbondo –Panarukan (D IX JR) sejak 1 Agustus 2005 kalau tidak salah. Kenelangsaan saya adalah melihat kondisi stasiun maupun sarana prasarana yang ada disana setelah lintas di sana ditutup. Apabila kita bisa melihat DAOP IX merupakan daerah operasi paling timur. Dan merupakan Daerah Operasi yang masyarakatnya minim sekali menggunakan sekali jasa KA, tetapi masih banyak masyarakat yang menggunakan jasa KA ini apabila kita lihat KA-KA yang berjalan kurang lebih 5 KA penumpang ( KA Sritanjung, KA Tawang Alun, KA Logawa, KA Mutiara Timur, KA Cantik Ekspress dan KA Probowangi) serta KA Barang dan itu juga dijalankan fakultatif (tidak setiap hari).
Dan telah memberikan kontribusi yang cukup banyak pada peredaran ekonomi di wilayah DAOP IX JR. Tetapi dengan menutup lintas KST – SIT ini menurut saya sangat disayangkan karena di sana selain dapat membantu masyarakat di sepanjang lintas juga pemandangan yang diberikan ketika KA melintas juga indah. Tetapi ketika dulu saya menggunakan KA lintas KST – SIT masih belum ada perawatan rel hanya dibersihkan dari rumput saja dan belum ada peremajaan rel, dan KA yang berjalan cuma ada 2 dengan 2 PP (dengan tujuan JR – Sit) dan itu menurut saya kurang, apabila kita bercermin kepada DAOP VIII SB (lintas SB-SGU-SDA-PO) di sana telah menggunakan komuter dengan 2 KA dan bisa mengalami 6 kali PP tiap KA. Dan apabila kita praktekan kepada lintas ini kemungkinan akan memberikan hasil yang significant disamping berjalannya KA KLB (Kereta Luar Biasa) untuk Barang atau juga yang sudah tertera di GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) atau MALKA (Maklumat Perjalanan Kereta Api). Apabila ada peremejaan dari sarana prasarana (rel dan sebagainya) bisa kita luncurkan KA yang berjalan jauh sejenis KA Matarmaja, tetapi dengan Jurusan Situbondo – Jember – Yokyakarta/Jakarta (Sit-JR-YK/JAKK) atau juga Situbondo – Kediri – Yokyakarta / Jakarta (Sit – KD – YK/JAKK) kelas ekonomi dan bisnis, hal ini dengan melihat ke fleksibelan masyarakat di DAOP IX JR tanpa harus bersambung KA (estafet) seperti KA Mutiara Timur setelah sampai di stasiun Gubeng bersambung ke Jakarta masih menggunakan bis KA menuju stasiun Pasar Turi (SBI) dengan pemesanan tiket distasiun setempat dengan memesan di stasiun seperti Pasar Turi maupun Gubeng dan masyarakat harus naik kesana itu sebaiknya dikurangi.
Tetapi itu juga sebaiknya diimbangi pula peran serta pemerintah untuk mendukung langsung kelancaran transportasi Kereta Api Indonesia, DAOP IX JR memiliki banyak rangkaian gerbong tetapi lokomotif yang ada disana didominasi adalah loko jenis BB (hidrolik) dan kebanyakan tidak aktif sehingga yang aktif dan masih bisa digunakan sekitar 6-10 lokomotif dan itu juga kurangnya suku cadang yang ada. DAOP IX JR tidak memiliki loko jenis CC sehingga banyak sekali kejadian loko mati di jalan ketika menggunakan lok jenis BB ini.
Ada baiknya lokomotif yang mangkrak tersebut diperbaiki di PT. INKA kemudian repair body kembali sehingga nampak seperti baru. Ataupun dijual kepada negara yang membutuhkan lokomotif dari Indonesia jenis ini mengingat Indonesia dapat mengekspor gerbong, ataupun juga lokomotif ke luar negeri, dan ini merupakan salah satu kontribusi yang bagus demi kelangsungan per-Kereta Apian Indonesia ataupun dengan diadakan kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia yang ada sarana kereta api ( seperti Universitas Brawijaya Malang, ITB, ITS, Universitas Indonesia, UGM, dll).
Juga dapat memberikan pemerataan untuk KA di DAOP khususnya DAOP IX ini. Dan saya menyarankan agar lintas Jember – Kalisat – Situbondo – Panarukan dapat dihidupkan kembali.
Tiada gading yang tak retak saya mohon maaf apabila dalam surat ini tidak berkenan di hati direksi maupun seluruh kalangan di PT. KAI tetapi masyarakat yang peduli akan mendukung semua dan tidak akan tinggal diam dengan ini semua.
Demikian surat ini saya sampaikan. Mohon maaf sebelumnya, terima kasih.

Hormat Saya


Sandhi Setya Praptama

Jumat, 05 Oktober 2007